Serang, portalbanten.id|Pelayanan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, dikeluhkan karena dinilai buruk dan tidak responsif terhadap kondisi darurat pegawai internal. Peristiwa ini memicu sorotan dari masyarakat hingga aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Insiden bermula pada Senin (28/4/2025), ketika seorang bidan desa berinisial MD yang sedang berdinas di Puskesmas mendadak mengalami mengeluh sakit didaerah perut dan kondisi lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bidan tersebut sedang hamil. Ia kemudian meminta agar dirujuk ke RSUD Serang untuk penanganan lebih lanjut.
Namun, menurut informasi yang dihimpun, Kepala Puskesmas justru menyarankan agar bidan tersebut beristirahat di rumah. Bahkan permintaan penggunaan ambulans untuk mengantar ke rumah sakit sempat ditolak. Akhirnya, bidan tersebut dibawa ke RSUD Serang menggunakan kendaraan milik Kecamatan yang difasilitasi oleh Ketua RT Desa Tirem.
Setibanya di RSUD, bidan MD mendapatkan perawatan intensif karena mengalami pendarahan dan dinyatakan mengalami keguguran. Ia menjalani kuretase dan harus dirawat selama tiga hari sebelum akhirnya dipulangkan.
Salah satu staf Puskesmas yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa kecewa terhadap sikap Kepala Puskesmas yang dinilai kurang responsif dan tidak peduli terhadap kondisi bawahannya sendiri.
“Ya otomatis kami semua merasa kecewa, dan kalau bisa kapusnya dipindahkan atau diganti,” ujarnya kepada wartawan.
Ketua DPD LSM PENJARA Banten, Rachmat Suteja, turut menyoroti insiden tersebut dan menyebut pelayanan Puskesmas Lebak Wangi sangat memprihatinkan.
“Sangat ironis, masa petugas sendiri tidak boleh menggunakan ambulans? Bagaimana nasib pasien umum lainnya?” katanya. Rachmat mendesak agar Dinas Kesehatan Kabupaten Serang segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen dan pelayanan Puskesmas tersebut.
“Semoga ke depan tidak terjadi lagi kejadian seperti ini,” pungkasnya. (Silvi/Red).