Pontang, portalbanten.id|Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Bayongbong, Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, kembali menjadi sorotan publik. Proyek yang dibiayai dari Dana Desa (DD) tahap I tahun 2025 dengan nilai anggaran Rp150 juta tersebut tampak mangkrak di tengah jalan.
Dengan rencana panjang 12,20 meter, pekerjaan TPT baru terealisasi sebagian. Sementara sisa konstruksi terlihat belum tersentuh. Lebih miris lagi, pondasi TPT yang seharusnya menopang konstruksi secara menyeluruh justru akan berdiri di atas saluran pembuangan air limbah milik warga, berupa beton pracetak U-Ditch.
Menurut pengamatan Portal Banten, hal ini bukan sekadar soal administrasi atau dana yang tersendat. Secara teknis konstruksi, pembangunan TPT di atas U-Ditch tanpa perencanaan penyesuaian struktur bisa berdampak serius.
“Kalau tidak diperhitungkan beban dan fondasi yang tepat, ini berpotensi merusak saluran pembuangan air limbah atau bahkan menyebabkan amblasnya dinding penahan,” ujar seorang sumber dari kalangan teknik sipil yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pekerjaan yang tertunda dan posisi saluran yang berada tepat di bawah lokasi TPT menjadi tantangan serius bagi kelanjutan proyek. Tak hanya menyulitkan pekerja, tapi juga membahayakan fungsionalitas saluran pembuangan air limbah warga yang bergantung pada aliran tersebut.
Papan informasi proyek pun terlihat sobek dan tak lagi terbaca. Warga menduga, bukan hanya pengerjaan yang terbengkalai, namun juga pengawasan dari pihak berwenang.
“Kami berharap tim monitoring Kecamatan Pontang, DPMD Kabupaten Serang, dan Inspektorat segera turun ke lapangan. Jangan sampai pembangunan ini jadi proyek formalitas tahunan tanpa manfaat riil bagi warga,” ujar salah satu warga.
Di luar proyek TPT, masyarakat Desa Linduk juga mengeluhkan lambatnya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa. Beberapa warga penerima manfaat menyebut baru menerima selama tiga bulan, padahal seharusnya enam bulan.
Sementara program ketahanan pangan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sempat dirancang pada awal tahun juga belum menunjukkan tanda-tanda realisasi.
Warga pun berharap Dana Desa tidak hanya dijadikan alat seremonial pembangunan, tetapi benar-benar menyasar pada kebutuhan riil masyarakat. Termasuk pembangunan infrastruktur yang aman dan fungsional, pemberdayaan ekonomi, serta bantuan sosial yang tepat sasaran.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Desa Linduk belum memberikan keterangan resmi. Portal Banten masih berupaya menghubungi perangkat desa serta instansi terkait untuk konfirmasi lebih lanjut.
Laporan: Silvi