Serang | Di tengah gejolak harga beras yang menembus Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram, Pemerintah Kota Serang mengandalkan keberadaan kios pangan penyalur beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menekan inflasi pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, Sony August, mengatakan sebanyak 33 kios pangan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK). Namun, baru 20 kios yang benar-benar aktif menyalurkan beras SPHP hasil kerja sama dengan Bulog.
“Kios pangan ini bukan hanya di pasar, tetapi juga di perumahan dan warung-warung. Jumlahnya ada 33 yang sudah ditetapkan, tapi baru 20 yang aktif disuplai beras SPHP,” ujar Sony, Selasa, 20 Agustus 2025.
Harga beras SPHP disebut jauh lebih murah, yakni Rp2.500 per kilogram. Sementara beras biasa kini melambung hingga enam kali lipatnya.
“Dengan adanya SPHP ini sangat membantu masyarakat karena kualitasnya bagus dan harganya terjangkau,” kata dia.
Sony menjelaskan, Kota Serang kini memasuki masa panen sejak April hingga September. Namun, menjelang panen biasanya pasokan beras menipis, sehingga SPHP menjadi penyangga utama kebutuhan pangan warga.
“Perhitungannya, kebutuhan beras per orang sekitar 2 kilogram per bulan. Jika dikalikan jumlah penduduk 136 ribu jiwa, kebutuhan total sangat besar. Karena itu kios pangan harus diperluas,” ujarnya.
DKP3, kata Sony, akan terus memfasilitasi penambahan kios pangan yang bermitra dengan Bulog agar distribusi beras murah merata ke seluruh kecamatan. “Masyarakat harus bisa mengakses beras SPHP di dekat rumahnya, tidak hanya di pasar tradisional,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), pejabat Kementerian Pertanian, Gubernur Banten, serta Wali Kota Serang meninjau langsung distribusi dan harga beras SPHP di lapangan.
Penulis: Saipul Bahri
Editor: Dodi Surya Pratama