Ada Dugaan Copy-Paste Tenaga Ahli, LSM Pusaka Desak Audit Proyek Revitalisasi Situ Cihuni dan Tlajung Udik

By Redaksi / 30/09/2025
Foto: Alat berat ekskavator digunakan untuk pengerukan lumpur di area revitalisasi Situ Cihuni, Kabupaten Tangerang. (29/9/2025).
Foto: Alat berat ekskavator digunakan untuk pengerukan lumpur di area revitalisasi Situ Cihuni, Kabupaten Tangerang. (29/9/2025).

Tangerang, PortalBanten.Id | Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LSM Pusaka mendesak Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera memeriksa dan mengaudit dua proyek revitalisasi situ yang tengah berjalan tahun ini. Proyek itu yakni revitalisasi Situ Cihuni di Kabupaten Tangerang dan Situ Tlajung Udik di Kabupaten Bogor.

Kedua proyek tersebut sama-sama digarap PT Madya Perdana Prima dengan nilai kontrak mencapai Rp18,16 miliar untuk Situ Cihuni dan Rp13,7 miliar untuk Situ Tlajung Udik.

Sekretaris Jenderal LSM Pusaka, Kamson, menilai ada potensi pelanggaran dalam pelaksanaan proyek. Salah satunya terkait dugaan penggunaan tenaga ahli inti yang sama di dua lokasi berbeda dengan masa pelaksanaan bersamaan.

“Apakah tenaga ahli yang ditugaskan benar sesuai dokumen lelang, atau hanya copy-paste?” ujar Kamson, Senin, (30/9/2025).

Menurut dia, sesuai aturan, tenaga ahli inti seperti manajer proyek, site manager, hingga ahli K3 konstruksi wajib ditugaskan penuh selama proyek berlangsung, sehingga tidak bisa merangkap di pekerjaan lain dengan waktu bersamaan.

Selain itu, LSM Pusaka juga meminta dilakukan pengecekan terkait izin lingkungan hidup sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2021. Kamson menilai penting memastikan apakah kontraktor telah memiliki dokumen analisis dampak lingkungan (AMDAL) atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan.

“Inspektorat Jenderal perlu turun langsung ke lapangan. Bukan hanya soal dokumen, tapi juga teknis pekerjaan seperti kedalaman galian, volume lumpur yang dibuang, dan penanaman pohon,” kata Kamson.

Ia juga mengkritik aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dianggap tidak dipenuhi. Di lokasi proyek, kata dia, masih ditemukan pekerja tanpa perlengkapan standar seperti helm, sepatu keselamatan, hingga rompi pelampung.

Padahal, revitalisasi kedua situ ini memiliki tujuan strategis: pengendalian banjir, konservasi air, peningkatan kualitas lingkungan, serta kualitas hidup masyarakat.

“Selama pekerjaan berlangsung, kami akan terus mengawasi item-item pekerjaan agar pembangunan benar-benar memberi manfaat signifikan,” ujar Kamson.

Hingga berita ini diturunkan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Danau Situ Embung BBWSC2 belum memberikan konfirmasi.

 

Laporan: Saipul Bahri| Editor: Dodi Surya Pratama

Redaksi

Related posts

Newsletter

Dapatkan notifikasi beita terbaru.

ban11

Recent News