KABUPATEN TANGERANG | Papan informasi proyek ternyata kini menjadi barang langka di sejumlah proyek rehab sekolah milik Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Tim investigasi Media Center Jayanti (MCJ) berhasil menelusuri fenomena ganjil ini di SDN Cikande III, Kecamatan Jayanti, Kamis, 31 Juli 2025.
Bukan hanya papan proyek yang absen layaknya mantan yang tiba-tiba ghosting, para pekerja pun tampak bekerja tanpa Alat Pelindung Diri (APD) atau perlengkapan K3. Bahkan, helm proyek seakan hanya menjadi mitos dalam dunia konstruksi pendidikan di wilayah ini.
“Kami udah kerja dari minggu lalu, belum juga dipasang itu papan proyek. Pelaksananya pun cuma muncul seminggu sekali, kayak sinetron tayangan malam,” ujar Otong, salah satu pekerja, sambil mengaduk semen dengan penuh pengabdian dan minim perlindungan.
Papan informasi proyek, yang sejatinya menjadi simbol transparansi publik, kini lebih mirip unicorn banyak disebut, jarang terlihat. Proyek ini pun menjadi teka-teki: siapa pelaksananya, berapa nilainya, dan dari mana asal anggarannya semua seolah dibungkus dalam balutan misteri yang bahkan Scooby-Doo pun mungkin enggan mengungkapnya.
Upaya konfirmasi kepada M. Taufik, pengawas proyek yang namanya muncul dari balik bisikan warga setempat, tidak membuahkan hasil. Saat dihubungi, ia memilih jalur silent treatment khas diva yang sedang ngambek. Pesan terbaca, tapi hanya dibalas dengan keheningan yang lebih dingin dari ruangan ber-AC 16 derajat.
Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang sendiri, saat dikonfirmasi, belum memberikan keterangan resmi. Sejumlah sumber menyebutkan, mereka tengah sibuk mendesain konsep “pembangunan berasa rahasia negara” di mana proyek dikerjakan tanpa perlu diketahui publik.
Dalam suasana ketertutupan ini, para siswa SDN Cikande III dan warga sekitar hanya bisa berharap proyek rehab tidak disulap menjadi proyek reboisasi akibat salah arah dan kurangnya pengawasan.
Sementara itu, papan proyek yang hilang masih menjadi misteri nasional skala lokal. Mungkin saja, ia telah bertransformasi menjadi meja makan kontraktor, atau dijadikan bahan prakarya dalam lomba 17-an mendatang.
Reporter: Tim Investigasi MCJ | Editor: Dodi Surya Pratama









