Tangerang | Proyek pembangunan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3AI) di Desa Sidoko, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, mulai dikerjakan. Pekerjaan diduga dilakukan dengan sistem borongan, bukan harian dengan nilai Rp9 juta untuk ongkos enam orang tukang.
Pantauan dilokasi kegiatan volume pekerjaan meliputi pembangunan saluran sepanjang 60 meter, dengan tinggi 1 meter dan sepatu 25 sentimeter. Namun, di lokasi tidak terlihat papan proyek yang seharusnya menjadi tanda transparansi penggunaan anggaran.
Seorang tukang yang enggan disebutkan namanya membenarkan bahwa pekerjaan dilakukan dengan sistem borongan.
“Ini mah diborongkan Rp9 juta, bukan harian. Tahun lalu juga kami yang mengerjakan, dan ini merupakan lanjutan dari pekerjaan tahun lalu,” ujarnya.
Ketua P3AI setempat, Sukandi, sempat sulit ditemui dan enggan menjawab pesan WhatsApp.
Koordinator P3AI Kabupaten Tangerang, Dedi, memberi klarifikasi saat dikonfirmasi.
“Silakan klarifikasi dengan ketuanya Pak Sukandi dan Suhetman. Barusan saya komunikasi dengan ketuanya, pekerjaannya baru dimulai dan tidak ada yang dipihak-ketigakan. Semuanya dikelola langsung oleh ketua P3A-nya. Itu yang saya dapat info dari lapangan,” ujar Dedi. (8/9).
Sementara itu, Herman, salah satu pengurus P3AI, ketika dimintai keterangan tidak menjawab secara langsung. Ia justru balik bertanya mengenai sumber informasi.
“Informasinya dari mana emang, Kang? Kalau borongan Rp9 juta, ya nggak masuk akal lah,” ucap Herman. (9/9)
Herman juga menegaskan bahwa proyek tersebut bukan hasil aspirasi tapi murni dari dinas.
Meski begitu, sejumlah warga tetap menyoroti ketiadaan papan proyek yang membuat informasi anggaran tidak transparan.
“Kami tidak tahu anggarannya dari mana, berapa, dan bagaimana pembagiannya. Papan proyek tidak ada, jadi masyarakat buta informasi,” kata seorang warga.
Minimnya informasi publik terkait pembiayaan dan kualitas pekerjaan membuat proyek P3AI ini masih menjadi pantauan masyarakat.
Laporan: Wh Mgg | Editor: Dodi Surya Pratama
