Kota Serang | Senin pagi, di sebuah gudang sederhana di Jalan Jaksa Agung R. Soeprapto KM 6, RW 9, tersimpan ratusan batang tiang internet milik provider My Republic. Tiang-tiang itu berderet rapi menunggu giliran dipasang di berbagai sudut Kota dan Kabupaten Serang. (8/9/2025)
Menurut pengakuan salah satu pegawai yang bertugas sebagai admin gudang, keberadaan tiang tersebut sudah berlangsung sejak delapan bulan lalu. “Izin ke pihak PUPR. Waktu kemarin juga ada orang PUPR ke sini,” ujarnya singkat
Ketika ditanya soal legalitas penyimpanan dan pemasangan tiang internet itu. Namun, saat didesak siapa nama oknum dari dinas PUPR yang dimaksud, ia hanya menjawab, “Kurang tahu, Bu.”
Pemasangan terbaru tercatat sedang dilakukan di wilayah Ciruas. Aktivitas ini menambah panjang daftar proyek infrastruktur kabel internet di Serang yang kerap dikerjakan tanpa keterbukaan publik.
Fenomena kesemrawutan kabel internet dan tiang semrawut di Kota Serang bukan lagi rahasia umum. Kabel-kabel yang menggantung rendah, tiang berdiri tanpa tata letak jelas, hingga risiko membahayakan pengguna jalan seolah dibiarkan begitu saja.
Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang seharusnya berwenang memberi izin dan melakukan pengawasan justru memilih tutup mata. Tak ada yang benar-benar mau bertanggung jawab ketika publik mengeluhkan kondisi semrawut ini.
Padahal, jika dibiarkan, bukan hanya wajah kota yang tercoreng, melainkan juga keselamatan warga yang terancam.
Gudang tiang internet di Jalan Jaksa Agung itu seolah menjadi bukti bahwa aktivitas pemasangan berlangsung sistematis. Delapan bulan beroperasi, proyek My Republic terus berjalan, namun mekanisme izinnya tidak jelas.
Apakah benar ada restu dari Dinas PUPR? Ataukah hanya formalitas izin yang tak pernah dipublikasikan?
Publik berhak tahu, sebab ruang publik adalah milik bersama, bukan milik segelintir perusahaan penyedia layanan internet.
Penulis: Silvi | Editor: Dodi Surya Pratama
