Jakarta | Dalam semangat HUT Republik Indonesia ke-80 yang semakin mirip seminar motivasi ketimbang refleksi kemerdekaan, Gubernur Banten Andra Soni turut hadir dalam acara “Kado Presiden untuk Guru” yang digelar di Gedung A Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (06/08/2025). Acara ini tampaknya bukan sekadar seremoni, melainkan juga kesempatan langka bagi para guru non-ASN untuk merasa “diingat” setidaknya menjelang tahun politik.
Presiden, yang tak hadir secara langsung tapi tetap terasa auranya, membagikan berbagai bentuk ‘kado’ berupa Insentif Guru Non ASN, Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pendidik Non Formal, dan Bantuan Afirmasi Kualifikasi S-1/D-4 untuk Guru. Para guru tersenyum simpul, antara haru dan ragu, haru karena diperhatikan, ragu karena takut ini cuma kejutan satu kali setahun seperti kado ultah pada umumnya.
Gubernur Andra Soni sendiri terlihat antusias. Ia menyebut acara ini sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap dunia pendidikan, meski beberapa guru di luar gedung masih bertanya-tanya apakah kado itu berlaku juga untuk mereka atau hanya untuk yang masuk daftar undangan.
“Kita ingin semua guru, dari Merak sampai Bayah, merasa dihargai. Walau mungkin belum merata, yang penting sudah ada niat,” ujar sang Gubernur sambil tersenyum, didampingi segelas air putih dan kamera media.
Di luar gedung, beberapa guru swasta terlihat mengintip dari balik layar YouTube live streaming.
“Semoga kadonya nggak cuma janji dibungkus pita merah,” celetuk seorang guru honorer sambil mengecek saldo rekening.
Sementara itu, pihak Kemendikbud memastikan bahwa program afirmasi kualifikasi S-1/D-4 akan tetap berjalan, “selama anggaran tersedia dan sinyal kuat dari pusat tetap nyambung.”
Acara ditutup dengan tepuk tangan, sesi foto bersama, dan harapan klise: semoga tahun depan ada kado lagi. Atau setidaknya, kabar baik yang tak hanya muncul saat ulang tahun negara.
Laporan Redaksi
