Serang, portalbanten.id|Pendaftaran Siswa Baru (SPMB) Kota Serang kembali menyuguhkan tontonan gratis nan menguras emosi. Memasuki hari keempat, antrean orang tua calon siswa masih menumpuk seperti file Excel yang lupa disortir. Mereka berjuang penuh semangat atau mungkin sudah pasrah demi memasukkan anaknya ke sekolah impian yang konon “sesuai domisili”, meski alamat di KK masih bisa diperdebatkan para ahli tafsir.
Salah satu potret paling dramatis hari ini datang dari seorang bapak yang diketahui berasal dari Perumahan Safira, Kelurahan Serang. Ia pingsan di ruang pelayanan Dinas Pendidikan Kota Serang.
Dugaan sementara kelelahan, kelaparan, dan terlalu banyak harapan. Ia telah menunggu sejak pagi, tanpa sarapan, dan mungkin tanpa harapan karena sistem tetap tidak bisa dibuka meski sudah mengikuti semua prosedur dan doa bersama.
“Ini bukan sekadar pendaftaran, ini seleksi alam,” ujar salah satu bapak yang telah tiga hari menginap di teras dinas. “Kami sudah siapkan tenda, matras, dan doa-doa dari grup WhatsApp wali murid.” Katanya.
Ketika wartawan hendak mengonfirmasi kejadian pingsannya salah satu orang tua siswa, suasana berubah mencekam. Pintu pelayanan langsung ditutup rapat lengkap dengan efek suara khas sinetron: PRANG! Pintu dibanting dengan penuh semangat, entah oleh siapa. Yang jelas, itu bukan pintu surga.
“Tidak tahu siapa yang banting pintu, tapi sepertinya beliau sangat bersemangat menjaga stabilitas ruangan,” ujar salah satu saksi mata yang nyaris tertimpa getaran psikologis dari insiden tersebut.
Dinas Pendidikan sendiri tampak tetap tenang, mungkin terlalu tenang. Tak terlihat penambahan petugas, hanya penambahan kopi dan alasan. Salah satu petugas menyampaikan.
“Kami sedang mengupayakan yang terbaik. Tapi mohon bersabar, karena sistem kadang punya perasaan juga.” Katanya.
Sementara itu, usulan untuk menyediakan kursi prioritas bagi orang tua lanjut usia masih dalam tahap wacana.
Katanya, “Akan dibahas setelah pendaftaran selesai dan kalau memungkinkan atau kalau viral duluan.”
Hari keempat SPMB ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan adalah perjuangan. Bukan hanya bagi murid, tapi juga bagi orang tua yang diuji dengan daya tahan, iman, dan sinyal internet.
Penulis: Silvi