Serang, PortalBanten.id | Langit Kecamatan Kopo dan Jawilan, Kabupaten Serang, mendadak menghitam. Angin berputar dengan kecepatan tinggi disertai hujan deras menyapu pemukiman warga. Dalam hitungan menit, suasana berubah genting beterbangan, pohon-pohon tumbang menimpa rumah, dan jalan-jalan kecil tertutup reruntuhan. Senin sore (27/10/2025).
Suara angin menderu bercampur jeritan warga yang berhamburan menyelamatkan diri.
“Pokoknya cuma sempat tarik anak ke dalam rumah. Habis itu genting terbang semua,” kata Rani, warga Desa Cidahu, sambil menunjuk atap rumahnya yang kini bolong di beberapa bagian.
Tak lama berselang, suara kendaraan dinas TNI terdengar mendekat. Komandan Koramil (Danramil) 0602-21/Kopo, Kapten Inf Jakson Beay, bersama para Babinsa langsung turun ke lapangan, memimpin penanganan darurat.
“Sesuai perintah Dandim 0602/Serang Kolonel Arm Oke Kistiyanto, kami bergerak cepat. Babinsa bersama Bhabinkamtibmas tiba di lokasi sekitar pukul 16.50 WIB,” ujar Jakson, saat ditemui di sela pembersihan pohon tumbang di Desa Nanggung.
Di tengah hujan yang belum reda, para prajurit TNI itu bergotong-royong bersama warga. Mereka menyingkirkan batang pohon besar yang menutup jalan desa, memotongnya dengan gergaji mesin, dan membantu memperbaiki rumah yang nyaris roboh.
Tindakan cepat juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan PLN Cikande, untuk memastikan aliran listrik aman dari korsleting akibat kabel terputus dan tiang roboh.
“Yang paling penting sekarang, masyarakat merasa aman dulu. Kita dampingi sampai situasi benar-benar pulih,” ujar Jakson, seraya menegaskan bahwa semua Babinsa di wilayahnya diminta tetap siaga.
Di Desa Majasari, angin puting beliung bahkan merobohkan sebagian bangunan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Palah dan merusak atap Klinik Kartini.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material cukup besar. “Rumah warga banyak yang rusak parah di bagian atap. Tapi alhamdulillah, semua selamat,” kata salah satu anggota Babinsa yang ikut membantu di lokasi.
Bagi Kapten Jakson, bencana bukan sekadar urusan kedaruratan, tapi juga momentum memperkuat kemanunggalan TNI dan rakyat.
“Kami di TNI tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga hadir saat rakyat membutuhkan,” katanya singkat, menutup perbincangan sebelum kembali bergabung dengan tim pembersih reruntuhan.
Menjelang malam, genangan air mulai surut, tapi sisa angin masih terasa dingin menusuk. Di antara puing-puing rumah dan sisa genting yang berserakan, suara cangkul dan gergaji tetap terdengar pertanda bahwa masyarakat dan aparat tidak menyerah pada badai.
Di Serang, gotong royong masih menjadi kekuatan utama untuk bangkit dari bencana.
Laporan: Saipul Bahri









