SERANG, PB|Oknum guru Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Khairiah Tegal Buntu Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon, diduga memangkas bantuan dana PIP siswa yang seharusnya dana tersebut diberikan kepada siswa sebesar Rp.750.000,-, akan tetapi sebanyak 7 orang siswa yang mendapatkan bantuan dana PIP tersebut hanya mendapatkan dana sebesar Rp.150.000,-.
Sangat disayangkan pemotongan bantuan dana PIP ini tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu dari kepala sekolah. Pemotongan dana PIP sebesar Rp.600.000,- dilakukan dengan alasan dana PIP tersebut di alokasikan atau di subsidikan untuk buku LKS, agar seluruh siswa mendapatkan LKS secara gratis. Terjadi pemotongan ini dikarenakan Sekolah tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk buku.
Salah satu Narasumber yang enggan di sebutkan namanya, memberikan pernyataannya, “saya melihat proses pengambilan PIP untuk 7 orang siswa ini tidak di dampingi oleh orang tuanya, melainkan di dampingi Bendahara yang juga Guru di MTS Al-Khairiah.” Katanya.
Dikatakannya,Mereka di arahkan ke Bank kemudian setelah pengambilan uang, buku tabungan beserta ATM dan uang 7 orang siswa tersebut di perintahkan untuk di berikan ke Guru/ Bendahara untuk pemotongan sebesar Rp.600.000,- “, paparnya. Senin (6/1/25).
Tapi sebelumnya tidak ada konfirmasi terlebih dahulu kepada orang tua siswa, terkait akan di potong sebesar 600,000. jelas orang tua kaget, dengar penjelasan anak ketika sepulang dari bank mengambil pencairan dana PIP, yang ia ketahui jumlah keseluruhan Rp 750,000. Yang dia bawa ke rumah Rp 150,000. Dengan rasa penasaran sebut saja (MR) menanyakan via WhatsApp dan pihak wali kelas hanya bilang.
“Mohon ke ikhlasannya ya bu uang itu untuk biaya operasional sekolah , ungkap nya.
Seperti yang kita ketahui dana PIP itu tidak boleh di potong oleh pihak sekolah dan pihak mana pun atau siapapun. Jadi pihak sekolah tidak boleh sewenang wenang memotong dana PIP, dengan alasan apa pun dan penjelasan apapun, dan disini juga kenapa buku tabungan siswa di kumpulkan oleh pihak sekolah tidak di serahkan kepada siswa.
Kepala sekolah membenarkan bahwa adanya pemotongan dana PIP kepada 7 orang siswa. Dengan alasan operasional sekolah dan membeli LKS untuk seluruh siswa yang ada di sekolah itu atau bisa di katakan untuk membantu yang tidak dapat. (Silvi/Red)